Pemerintahan Bojang dari Goguryeo

Goguryeo melanjutkan pertempuran melawan kerajaan Silla di selatan Korea, bersekutu dengan Baekje. Silla semakin terpencil oleh hubungan Goguryeo dengan Wa Jepun yang dipulihkan. Pada tahun 642, Silla mengirim Kim Chun-chu untuk merundingkan perjanjian, tetapi ketika Yeon Gaesomun menuntut kembali wilayah Seoul, perbincangan terhenti, menyebabkan Silla akhirnya bersekutu dengan Dinasti Tang.[2]

Pada tahun 645, Maharaja Taizong dari Tang memimpin ekspedisi besar melawan Goguryeo melalui darat dan laut, tetapi Yeon Gaesomun dan Yang Manchun menangkis pencerobohan itu, serta serangan yang lebih kecil oleh Tang. Pada tahun 654, Goguryeo menyerang orang Khitan, yang bersekutu dengan Tang. Pada tahun 655, Goguryeo dan Baekje menyerang Silla.[3]

Kerajaan Baekje akhirnya jatuh ke tangan Silla-Tang pada tahun 660. Yeon Gaesomun mengalahkan pencerobohan besar-besaran ke Pyongyang pada tahun 661 dan Sungai Sasu pada tahun 662, tetapi Silla dan Tang sekarang bebas untuk fokus dan memperhebatkan serangan mereka terhadap Goguryeo. Pada tahun 663, gerakan kebangkitan Baekje berakhir ketika pemimpinnya Buyeo Pung mundur ke Goguryeo.[4]

Setelah kematian Yeon Gaesomun pada tahun 666, Bojang tidak dapat menguasai negara itu, lantas dilanda perebutan antara anak-anak Yeon.[5]